Sabtu, 11 Oktober 2025

02_MHB



Nove memasukkan bulatan cilok terakhirnya kemulut dan membuang bungkusnya ke tempat sampah. Tangannya merapikan ujung lipatan baju agar telihat lebih rapi. Dengan cepat dia masuk kegerbang kampus dan mendapati jika para seniornya sudah menunggu menyambut para mahasiswa baru. Nove berusaha mengatur nafasnya, bersiap jika kejadian setiap dia masuk sekolah baru akan terulang kembali. Dia selalu membenci momen ini karena selalu ampuh membuatnya terkenal diseluruh lapisan murid, dari junior sampai senior.

“Mahasiswa baru ya, baris disana!”

“Baik, Kak!” Nove berlari kecil masuk kebarisan para mahasiswa baru.

Suara mic berdengung dan fokus semua maba langsung tertuju pada panggung yang ada didepan mereka.

“Baik, sebelum acara dimulai kita perkenalan mahasisa baru dulu ya…Yak, yang baju biru tua dari barisan kedua, silahkan mulai duluan. Sebutkan nama dan jurusan, ya!”



Ditempat yang berbeda, hal yang sama pun terjadi namun Okta kali ini sudah duduk manis didalam kelas barunya. Sebenarnya dari kepindahan ini Okta-lah yang paling repot karena hanya dia yang pindah sekolah dimasa pertengahan sekolah. Padahal dia baru naik ke kelas duabelas tahun ini.

Seorang guru masuk dan berdiri didepan kelas. Pria itu mendorong kacamatanya yang melorot. “Selamat pagi anak-anak!”

“Pagi, Paaaak!”

Guru itu berdehem sebelum memulai, “Hari ini kita kedatangan murid baru pindahan dari Jakarta. Sebelum memulai pembelajaran hari ini mari kita kenalan dulu ya, silahkan Okta…bisa kedepan buat perkenalan dulu!”

Okta memejamkan matanya dan menarik nafas. Semuanya akan terjadi lagi. dia sangat membenci momen yang selalu berulang-ulang ini. Dia yakin setelah perkenalan ini dia akan terkenal diseluruh murid, kelas dan sekolah. Seperti biasa.

“Baik, Pak.”

Dash berlari setelah memarkirkan motornya. Dia mengumpat dalam hati karena harus terlambat dihari pertamanya masuk SMA. Salahkan hapenya yang lupa dicharger, salahkan jam dinding yang baterenya habis. Salahkan Mama cantiknya yang lupa membangunkannya karena sibuk ghibah dengan tukang sayur.

‘Aaaaggghhhrr!’ rasanya Dash ingin berteriak saja. Kenapa pula harus terjadi dihari pertama masuk sekolah.

Dash semakin meringis saat dari kejauhan telah terlihat barisan para murid baru yang sedang ditanya-tanya oleh para senior. Dia semakin mengumoat saat ada dua orang senior yang menyadari kedatangannya.

“Heh, kamu sini! Terlambat kamu, ya?!”

Dash membungkuk sedikit dan berjalan pelan mendekati dua orang seniornya itu.

“Maaf, Kak….tadi ban motor saya bocor.” Alasan klise.

Dua senior itu mendengus seolah tahu jika alasan itulah yang selalu dipilih oleh orang yang terlambat. Jika bukan macet, mogok ya ban bocor, ga mungkin kan ada jerapah raksasa.

“Udah ga usah alasan. Sekarang lo dihukum karena telat. Sana lo pergi ke senior yang lagi pegang mic. Lo dapat kehormatan buat jadi murid baru pertama yang perkenalan!”

Wajah Dash langsung merana. Kali ini dia pasti akan dikenal seluruh sekolah. Pasti.

“Baik, Kak.”



Dan dimulailah perkenalan itu.

Perkenalkan saya mahasiswa/murid baru. Nama saya…



“Oktober….”

“November…”

“Desember…”



“…Supriadi!”



“BHUAHAHAHAHAHA!!!”

“Gue Juli…”

“Kalo gue Maret…pas tuh sama SPT Tahunan!”

“Gue Legi…”

Selalu seperti ini. Ditertawakan, jadi bahan ledekan didepan umum karena nama yang berbau musim hujan. Tapi jangan khawatir, ketiga saudara diatas sudah biasa…catat! SUDAH BIASA!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Novel Unggulan

01_Janda Labil

Cup… “Aku duluan yah…” “Iyah…hati-hati. Jangan ngebut! Love you! ” Yuri melambaikan tangannya dan mengirim satu ciuman jauh sebagai ...