Sabtu, 11 Oktober 2025

38

 

Plak!

“Tangan lo, masih banyak tamu disini!”

“Ganggu aja sih!" Reza menarik tangannya.

“Gue batalin nih restu!” Ardi menunjuk Reza dengan gulungan kertas yang tadi dia pakai untuk memukul tangan Reza yang gerilya di pinggang Indi.

“Iyaaaa…..” selalu saja pakai ancaman ini. Reza benar-benar tidak berkutik.

Indi mengusap-usap tangan Reza menyabarkan tunangannya itu.

Ya, tunangan. Tepatnya hari ini Reza dan Indi resmi bertunangan.

Begitu mendengar dari Reza jika Ardi sudah memberi restu, Bu Ratna tidak mau menunggu lama lagi untuk mengikat Indi menjadi menantunya. Dengan cepat dia langsung menyusun acara pertunangan sebelum Ardi berubah pikiran.

Seluruh undangan sudah memenuhi rumah Pak Mahendra yang ternyata sangat luas. Ada keluarga dekat, kolega bisnis sampai orang-orang kantor yang sangat kaget mendengar kabar pertunangan ini. Mirna bahkan hadir juga. Dan saat ini gadis itu sedang ngobrol dengan asisten robotnya.

Indi melirik kearah samping dan mendapati jika Mia juga diundang. Arya tidak pernah jauh dari sisinya seakan ingin memberi tahu semua orang jika gadis manis itu adalah miliknya. Sepertinya bukan hanya kapal dia dan Reza saja yang berlabuh.

“Pake pelet apa lo?”

Hidung Indi menyerngit saat mencium bau parfum yang membuat kepalanya pusing. Katanya parfum mahal pakai bahan dari kemenyan. Ini sih pakai kemenyan seakar-akarnya buat mandi.

“Eh, ada Sisca.” Indi menyibakkan rambutnya dan sengaja menggoyangkan jarinya yang terpasang cincin tunangan.

Sisca memadang tidak suka pada cincin Indi, “Huh, munafik ya, sok-sokan ga suka ternyata main belakang.”

“Ngapain gue main belakang. Gue bisa main dari depan, atas, bawah sama Reza. Jadi lo ga usah khawatir.” Balas Indi sinis.

Sisca berdecih, “Dari awal gue tau lo itu palsu. Pura-pura jaim tapi murahan. Dan sekarang terbukti kan, lo berhasil gaet ikan besar. Cari jalan pintas ya?”

Ini menjilat bibirnya, lama-lama panas juga kupingnya.

“Sorry ya seingat gue yang paslu itu tete lo, dan berhubung gue lagi baik gue saranin lo mundur dari posisi sekeretaris! Gue ga mau tunangan gue yang ganteng itu dikerubutin lalet ijo kayak lo!”

“Sial…”

“Yang..” suara Reza memotong makian Sisca.

“Eh ayang, udah ngobrol sama Om Joko?” Indi sangat sengaja sekali sok akrab dengan keluarga Reza buat memanasi Sisca. Senang banget lihat wajah palsu itu memerah.

“Udah, eh…ada Sisca juga.”

“Pak, Selamat ya, Bapak ga nyesel nih tunangan, ga bebas lagi lho.” Sisca memancing, bergoyang-goyang seperti boneka angin didepan toko cat.

“Ya enggak dong, kan cinta. Malah pengen cepat-cepat nikah.”

Indi menyeringai dibelakang Reza, membuat Sisca makin panas.

“Oh iya, Yang. Tadi Sisca katanya mau pindah ke divisi lain. Capek katanya jadi sekretaris, ya kan, Sis?”

“Eh, siap..”

Indi membuat gerakan menggorok lehernya tanda mengancam Sisca jika menolak.

“Oh, ya boleh aja, lagian Indi maunya sekretarisku cowok.”

“I..iya Pak. Saya mau coba bagian marketing aja.”

“Bagus, jadi pengalamanmu kan bisa berkembang.” Indi bertepuk tangan pelan.

Reza mencium pipi Indi, “Aku kesana dulu ya.” Indi mengangguk manja.

Begitu Reza menghilang dari hadapan mereka, Sisca menarik tangan Indi kasar. “Udah mulai sok berkuasa lo ya?”

“Lho jelas dong, itulah untungnya jadi tunangan bos, harus gue manfaatin dong buat basmi lalat ijo kayak lo, dan mulai sekarang…” Indi menyentak tangan Sisca kasar.

“…hati-hati kalau bicara sama gue, kalo lo masih mau kerja di perusahaan calon mertua gue, ngerti!”

Indi menabrak bahu Sisca keras saat melewatinya.

Dan acara pertunangan pun berakhir dengan lancar dan selamat sentosa.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Novel Unggulan

01_Janda Labil

Cup… “Aku duluan yah…” “Iyah…hati-hati. Jangan ngebut! Love you! ” Yuri melambaikan tangannya dan mengirim satu ciuman jauh sebagai ...