Indi POV
ASTAGA...ASTAGA...ASTAGA!!!!!!
Takut, jelas
tidak. Tidak mau, bull shit! Aku mau banget malah. Tapi ga gini juga kaliii!!!
Aku bisa
merasakan betapa dinginnya hembusan AC yang menerpa kedua pahaku yang terbuka
lebar. Entah bagaimana caranya hingga kini aku dan yayang Reza sedang bertarung
diatas meja kerjanya. Perlu digaris bawahi, jika bertarung disini adalah
bertarung yang sebenarnya bukan bertarung dalam tanda kutip.
Indi POV End
"Pak...jangan...PAK
REZA!!!"
Indi terus
berusaha menjauhkan tangan Reza yang terus berusaha menarik paksa rok mininya.
Tidak suka dengan perlawanan yang diberikan Indi, Reza malah semakin kuat menarik
rok malang itu hingga terkoyak.
"AAAA!!!
Itu kan mahal! Teganya!" Indi hampir menangis saat menatap jenazah roknya
yang sudah dimutilasi atasannya.
"Itu karena
kau tidak menurut padaku. Dan jika masih melawan maka kemejamu juga akan
bernasib sama, sayang!" bisik Reza ditelinganya.
Indi dapat
merasakan darahnya berdesir dan daerah intimnya di bawah sana langsung terasa
panas.
Indi memaki Reza
dalam hati. Oh, bukan karena menolak diperkosa oleh Reza. Kalau boleh memilih
Indi bahkan akan menunggangi Reza dengan suka cita. Tapi entah kenapa saat
dihadapkan pada kenyataan, Indi malah merasa ada yang salah. Indi tidak suka.
Tidak suka saat Reza memperlakukan dirinya sama seperti seorang wanita murahan.
Ternyata cinta tidak selamanya buta, kan?
Tanpa sadar
tangan Indi terangkat keudara dan
PLAAKK!!!!
Reza langsung
terdiam dengan pipi yang terasa panas. Indi menamparnya. Seakan kesadarannya
telah kembali, Reza menatap keadaan Indi yang tergeletak pasrah dengan keadaan
yang sangat berantakan. Rambut berantakan. Wajah memerah, entah marah atau
terangsang. Pakaian yang sudah robek sana-sini dan celana dalam yang terlepas
dan berada digenggamannya.
Kening Reza
menyerngit.
Calana dalam?
Digenggamannya?
Reza langsung
menarik kembali atensinya ke depan. Tepatnya ke surga dunia yang hampir
dijamahnya tanpa sadar.
Rasa panas itu
kembali membakar tubuh Reza. Seringainya kembali tercipta dan semakin melebar.
Terima kasih pada Indi yang telah menyadarkannya. Mana mau dia menikmati
'santap malam' ini dalam keadaan tidak sadar. Lebih sadar lebih baik. Bagai
slogan kampanye.
Mati aku!
Sontak mata Indi
melotot saat melihat Reza yang tersenyum penuh arti kearah kewanitaannya yang
terbuka lebar, merah, basah dan menggoda. Perlahan wajah pria itu semakin turun
dan turun.
Tepat di depan
surganya, Reza dengan rakus menghirup aroma khas dari Indi.
Reza dapat
melihat aliran didepannya, tanda Indi sudah semakin basah. Terangsang hanya
karena diperlakukan seperti ini. Reza memuji dirinya sendiri dalam hati.
Indi sendiri
malah terdiam, menunggu tindakan Reza selanjutnya. Dengan gugup dia menggigit
bibirnya saat melihat jemari Reza bergerak dari kedua pahanya menuju ke inti
tubuhnya. Dan dia merasakannya. Akhirnya. Kepalanya mendongak keatas, dengan
mata terpejam. Menikmati.
"Aahnn..."
Telunjuk Reza
mengoles aliran itu dari bawah keatas. Matanya berbinar menatap cairan yang
menumpuk diujung telunjuknya. Tanpa menunggu, Reza menjilat dan mengulum
jarinya sendiri. Matanya terpejam menikmati rasa dari cairan cinta wanita yang
lama di idamnya. Jelas rasanya lebih nikmat dari wanita lain. Dan semua karena
cinta.
Hatinya
membuncah bangga saat desahan Indi terdengar hanya karena olesan satu jarinya.
Reza menaikan
wajahnya hingga sejajar dengan Indi. Tanpa aba-aba, Reza langsung melumat bibir
yang setengah terbuka itu. Indi yang sudah terbang ke langit kesepuluh membalas
dengan kerakusan yang sama. Saling meluapkan perasaan masing-masing yang
terpendam. Berusaha menyampaikan hatinya, berharap semoga pesan itu sampai dan
terbalas. Semoga.
Sebelum musibah
itu terjadi
"Aaggghhh...Shit!!!"
Reza tiba-tiba
melepaskan ciumannya sepihak dan berteriak. Matanya melotot antara shock, tidak
percaya dan malu.
Indi yang mabuk
cinta langsung sadar seketika saat mendengar teriakan Reza.
"Pak...kenapa?"
tanyanya bingung
Tatapan panik
dan tidak percaya tetap memenuhi mata Reza. Sekarang bahkan mulutnya sudah
menganga. Sungguh tidak percaya. Sangat-sangat tidak percaya jika dia...
Reza menatap
bagian depan celananya yang sudah basah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar