Sabtu, 11 Oktober 2025

05

 Indi POV

ASTAGA...ASTAGA...ASTAGA!!!!!!

Takut, jelas tidak. Tidak mau, bull shit! Aku mau banget malah. Tapi ga gini juga kaliii!!!

Aku bisa merasakan betapa dinginnya hembusan AC yang menerpa kedua pahaku yang terbuka lebar. Entah bagaimana caranya hingga kini aku dan yayang Reza sedang bertarung diatas meja kerjanya. Perlu digaris bawahi, jika bertarung disini adalah bertarung yang sebenarnya bukan bertarung dalam tanda kutip.

Indi POV End

"Pak...jangan...PAK REZA!!!"

Indi terus berusaha menjauhkan tangan Reza yang terus berusaha menarik paksa rok mininya. Tidak suka dengan perlawanan yang diberikan Indi, Reza malah semakin kuat menarik rok malang itu hingga terkoyak.

"AAAA!!! Itu kan mahal! Teganya!" Indi hampir menangis saat menatap jenazah roknya yang sudah dimutilasi atasannya.

"Itu karena kau tidak menurut padaku. Dan jika masih melawan maka kemejamu juga akan bernasib sama, sayang!" bisik Reza ditelinganya.

Indi dapat merasakan darahnya berdesir dan daerah intimnya di bawah sana langsung terasa panas.

Indi memaki Reza dalam hati. Oh, bukan karena menolak diperkosa oleh Reza. Kalau boleh memilih Indi bahkan akan menunggangi Reza dengan suka cita. Tapi entah kenapa saat dihadapkan pada kenyataan, Indi malah merasa ada yang salah. Indi tidak suka. Tidak suka saat Reza memperlakukan dirinya sama seperti seorang wanita murahan. Ternyata cinta tidak selamanya buta, kan?

Tanpa sadar tangan Indi terangkat keudara dan

PLAAKK!!!!

Reza langsung terdiam dengan pipi yang terasa panas. Indi menamparnya. Seakan kesadarannya telah kembali, Reza menatap keadaan Indi yang tergeletak pasrah dengan keadaan yang sangat berantakan. Rambut berantakan. Wajah memerah, entah marah atau terangsang. Pakaian yang sudah robek sana-sini dan celana dalam yang terlepas dan berada digenggamannya.

Kening Reza menyerngit.

Calana dalam?

Digenggamannya?

Reza langsung menarik kembali atensinya ke depan. Tepatnya ke surga dunia yang hampir dijamahnya tanpa sadar.

Rasa panas itu kembali membakar tubuh Reza. Seringainya kembali tercipta dan semakin melebar. Terima kasih pada Indi yang telah menyadarkannya. Mana mau dia menikmati 'santap malam' ini dalam keadaan tidak sadar. Lebih sadar lebih baik. Bagai slogan kampanye.

Mati aku!

Sontak mata Indi melotot saat melihat Reza yang tersenyum penuh arti kearah kewanitaannya yang terbuka lebar, merah, basah dan menggoda. Perlahan wajah pria itu semakin turun dan turun.

Tepat di depan surganya, Reza dengan rakus menghirup aroma khas dari Indi.

Reza dapat melihat aliran didepannya, tanda Indi sudah semakin basah. Terangsang hanya karena diperlakukan seperti ini. Reza memuji dirinya sendiri dalam hati.

Indi sendiri malah terdiam, menunggu tindakan Reza selanjutnya. Dengan gugup dia menggigit bibirnya saat melihat jemari Reza bergerak dari kedua pahanya menuju ke inti tubuhnya. Dan dia merasakannya. Akhirnya. Kepalanya mendongak keatas, dengan mata terpejam. Menikmati.

"Aahnn..."

Telunjuk Reza mengoles aliran itu dari bawah keatas. Matanya berbinar menatap cairan yang menumpuk diujung telunjuknya. Tanpa menunggu, Reza menjilat dan mengulum jarinya sendiri. Matanya terpejam menikmati rasa dari cairan cinta wanita yang lama di idamnya. Jelas rasanya lebih nikmat dari wanita lain. Dan semua karena cinta.

Hatinya membuncah bangga saat desahan Indi terdengar hanya karena olesan satu jarinya.

Reza menaikan wajahnya hingga sejajar dengan Indi. Tanpa aba-aba, Reza langsung melumat bibir yang setengah terbuka itu. Indi yang sudah terbang ke langit kesepuluh membalas dengan kerakusan yang sama. Saling meluapkan perasaan masing-masing yang terpendam. Berusaha menyampaikan hatinya, berharap semoga pesan itu sampai dan terbalas. Semoga.

Sebelum musibah itu terjadi

"Aaggghhh...Shit!!!"

Reza tiba-tiba melepaskan ciumannya sepihak dan berteriak. Matanya melotot antara shock, tidak percaya dan malu.

Indi yang mabuk cinta langsung sadar seketika saat mendengar teriakan Reza.

"Pak...kenapa?" tanyanya bingung

Tatapan panik dan tidak percaya tetap memenuhi mata Reza. Sekarang bahkan mulutnya sudah menganga. Sungguh tidak percaya. Sangat-sangat tidak percaya jika dia...

Reza menatap bagian depan celananya yang sudah basah.

EJAKULASI DINI!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Novel Unggulan

01_Janda Labil

Cup… “Aku duluan yah…” “Iyah…hati-hati. Jangan ngebut! Love you! ” Yuri melambaikan tangannya dan mengirim satu ciuman jauh sebagai ...