Sabtu, 11 Oktober 2025

33

“Ibu apa-apaan sih! Ngapain sampai punya niat jodohin aku sama Indi!” Arya benar-benar kesal dengan keputusan ibunya hari ini, namun dia tetap menahan suaranya dan tidak ingin menyakiti hati ibunya.

“Lho bukannya bagus, Indi anak yang baik kan? Kamu ga akan nyesal nikah sama dia, Ar. Ibu jamin itu.”

Arya menyugar rambutnya, masih kuat ingatannya wajah Mia tadi siang. “Tapi ga gini bu caranya…” mata Arya mulai berair.

Reza yang tadi masih ditenangkan ayahnya menerobos masuk ke kamar Arya, yang masih berusaha membujuk ibunya.

“Bu, aku mohon hentikan perjodohan Arya.”

“Kalian ga ngerti niat baik Ibu, dan kamu Reza tidak perlu ikut membela adikmu, dia…”

“Aku mencintai Indi, Bu!”

Mata Bu Ratna membola. Reza mencintai Indi, benarkah?

“Za, kamu…”

“Kan udah kubilang ini bukan ide yang tepat, Bu…” Arya masih memelas disebelah Ibunya.

Bu Ratna terdiam. Tidak menyangka jika putra tertuanya mencintai gadis yang mau dijodohkan untuk adiknya. Dia menatap mata Reza dalam. Mendapati jika mata putranya sudah memerah dan berkaca-kaca. Dia yakin, sangat yakin jika Reza kali ini serius akan perasaannya.

“Lalu…Nala? Kamu tidak mencintainya?”

Reza menggeleng pelan dan menunduk, “Aku hanya menyayanginya…layaknya adik.”

Bu Ratna perlahan terduduk di atas kasur Arya. Matanya memandang Reza tak percaya, “Kenapa kamu…tidak menolak waktu Ibu jodohkan dulu? Kamu membuat Ibu merasa seperti Ibu yang jahat, Za!” Bu Ratna menggelengkan kepalanya pelan. “Kamu membuat Ibu merasa…” Bu Ratna perlahan berdiri dan berjalan pelan keluar kamar Arya.

“Bu…”

“Nanti, Za…nanti. Ibu mau sendiri dulu..”

 

Didalam kamar Bu Ratna hanya duduk terdiam di depan meja riasnya. Bahkan saat pintu kamar terbuka dan Pak Mahendra masuk pun, wanita itu tidak melepaskan pandangan dari kotak cincin yang sedari tadi dia pegang.

Pak Mahendra tidak tega melihat wajah istrinya yang terlihat mendung dan suram. Padahal tadi siang mood istrinya ini sangatlah baik. Bersemangat untuk menyampaikan niatnya menjodohkan Indi dengan Arya, apalagi setelah tahu jika Indi adalah adik dari Ardi yang sudah dia anggap anaknya sendiri.

Pak Mahendra mendekati istrinya dan berlutut memegang lutut istrinya dari samping. “Dek, kamu kenapa?” walaupun Pak Mahendra tahu jawabannya tapi dia yakin jika istrinya ingin mencurahkan kegelisahannya.

“Aku salah ya, Mas? Aku bahkan mengabaikan perasaan anakku sendiri…aku merasa jadi Ibu yang jahat, Mas, sama anak sendiri.” setitik air mata jatuh dipipi wanita paruh baya itu.

“Kamu hanya tidak tau, Dek, bukan jahat. Salahkan anak-anakmu sendiri yang sok-sokan pake rahasia segala. Kalau dari awal Reza menolak dan mengatakan siapa yang dia cintai kan masalah ga akan panjang seperti ini!” perkataan Pak Mahendra membuat Bu Ratna sedikit tersenyum walaupun air mata masih mengalir.

Bu Ratna memegang tangan suaminya yang ada dilututnya, mengusapnya pelan, “Aku merasa hanya Nala yang mengerti sifat anakmu yang playboy akut itu, sama kayak bapaknya…”

Pak Mahendra terkekeh pelan mengingat masa liarnya dulu yang sialnya masih diingat jelas oleh Ratna. Memang wanita itu jagonya dalam hal sejarah. “Itukan dulu!”

“Sebenarnya aku tau anak-anak itu cintanya sama siapa…”

“Dan Mas ga pernah cerita apa-apa ke aku?!” Potong Bu Ratna.

“Bukan gitu, bukan ga mau cerita tapi kamu tuh orangnya heboh bener. Saat ini Reza dan Indi baru memulai hubungan mereka dan sepertinya anak nakalnya itu udah tobat permanen karena Indi.”

“Serius, Mas?”

“Iya, serius. Sebenarnya yang lebih drama sih Arya…kamu tanya sendiri ajalah sama anaknya.” Pak Mahendra menghindar cari aman.

“Lalu Nala gimana ya, Mas? Aku jadi ga enak sama orang tuanya.” Bu Ratna seakan baru mengingat gadis kiyowo pembawa masalah itu.

“Mereka sih tergantung anak, Dek. Kalau Nala bilang ga jadi yah…mereka ikut aja. Pencinta alam seperti mereka yang bolak balik turun naik gunung mana mau punya pikiran ribet.”

Bu Ratna langsung mengingat pasutri ajaib itu dan mengangguk paham. “Nanti aku coba hubungi Nala dan orang tuanya deh, biar semuanya selesai. Kasihan juga anakmu itu jadi lajang tua…calon anaknya udah dibuang kemana-mana!”

Pak Mahendra langsung menutup mulut istrinya yang tiba-tiba ngomong sembarangan, “Dek! Sejak kapan kamu ngomong sembarangan kayak gitu, ga cocok!”

Bu Ratna melepas bekapan Pak Mahendra, “Dari kamu lah, ahlinya!”

Dan Pak Mahendra hanya menutup wajahnya, tidak rela jika pikiran istri polosnya ini sudah ternodai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Novel Unggulan

01_Janda Labil

Cup… “Aku duluan yah…” “Iyah…hati-hati. Jangan ngebut! Love you! ” Yuri melambaikan tangannya dan mengirim satu ciuman jauh sebagai ...