Sabtu, 11 Oktober 2025

26

Tak terasa sebulan telah berlalu. Hari yang dinantikan telah tiba.

Sejak pagi Indi sudah berada di gedung tempat resepsi pernikahan putra pertama Pak Joko dilangsungkan. MUA telah disediakan oleh pemilik acara dan Indi sangat puas dengan hasil make up yang menghiasi wajahnya. Jadi agak mirip-mirip Nayeon-nya Twice. Indi terkekeh sendiri akan kenarsisannya.

“Udah gila lo ketawa sendiri, tuh dekat sini ada RSJ.” Sisca sudah nongol bagai kuntilanak merah disebelahnya.

“Lo mau jadi penerima tamu atau LC, dada palsu aja sombong. Kasihan bener laki lo, tete bininya dipamer kemana-mana.” balas Indi tak kalah tajam.

Sisca menoleh menatap Indi tak percaya dan wajahnya sudah memerah, “Eh, kutu uang! Ini namanya fashion. Lo aja yang kampungan. Sok alim.

Bukannya sok alim. Indi memang memilih model yang lebih sopan namun tidak meninggalkan keanggunannya. Ya kali dia mau ngikutin fashionnya si jablay merah ini, secara istri-istri direksi dan keluarga inti Pak Joko kumpul disini semua.

“Astaga, Indi…udah lama tidak ketemu, ya? Kamu cantik banget!”

Indi dan Sisca langsung menoleh ke sumber suara. Dan terlihatlah seorang wanita paruh baya yang masih cantik di usia senjanya. Beberapa helai rambut yang agak memutih malah menambah kemewahan penampilannya. Dia adalah Ibu Ratna Mahendra. Ibu dari Reza dan Arya.

“Ibu Ratna juga masih tetap cantik dan awet muda.” Indi membalas ramah, disertai ketawa karir dan mencium tangan wanita itu. Menjaga kesopanan, menjaga etika dan sedikit menjilat.

Sisca yang merasa tertinggal start pun mulai mencari perhatian, “Bu Ratna cantik sekali.”

“Terima kasih, Sisca.” Bu Ratna tersenyum ramah namun agak kurang nyaman dengan dada Sisca yang tampak menantang minta ditampar.

“Aduuuhh…maaf, Ma. Aku telat, tadi ketahan macet dijalan.”

Indi dan Sisca memandang penuh tanya dengan kedatangan seorang gadis manis yang memakai dress selutut dengan aura yang sangat kiyowo sekali. Nafasnya terengah-engah karena berlari.

“Ndak apa-apa. Mama juga baru sampai.”

Mama?

Kening Indi dan Sisca mengkerut bingung.

Bu Ratna pun langsung membantu gadis itu dan merapikan gaunnya yang tertarik karena berlari. “Dasar kamu ini, udah besar masih lari-larian aja.”

“Oh iya Indi, Sisca, kenalkan ini Nala, tunangannya Reza, Atasan kalian.”

“Hai kak, kenalin aku Nala, tunangannya Kak Reza!” gadis itu bukan mengulurkan tangan tapi malah dadah-dadah.

Sisca Kaget. Indi bengong.

Hah?

Siapa?

Pala?

 

 

“Kak, ngapain disini?”

“Entah!”

“Lah?”

Reza menghela nafas kesekian kali. Tadi dipintu masuk dia melihat adegan Indi dan Ibunya bertemu dan tiba-tiba Nala datang. Reza langsung manuver berbalik kabur. Mentalnya belum siap buat kampanye jika dia mencintai Indi dan ingin membatalkan pertunangannya didepan sang Ibu. Apalagi melihat Indi yang terdiam dengan raut sudah ditebak. Gadis itu hanya tersenyum ramah dan ikut berdadah didepan Nala.

“Yuk masuk, mau foto keluarga katanya. Abis itu kita makan. Udah ditungguin.” ajak Arya.

Sedang yang diajak masih bengong ditempat. Arya yang sebal pun menarik tangan Reza dan pria itu terpaksa ikut dengan tidak rela memasuki ruangan ‘panas’.

Begitu masuk mata Reza langsung mencari keberadaan Indi dan betapa kagetnya dia saat mendapati Nala duduk disebelah Indi, merangkul manja tangan Indi dan Indi menyuapinya kue. Mulai bertingkah kan pacarnya Simba ini. Reza berjalan cepat kearah mereka berdua.

“Hei..” Reza menyapa Indi namun Nala merasa dirinyalah yang dipanggil.

Gadis itu langsung berdiri dan memeluk Reza erat. Indi menatap interaksi keduanya dengan tatapan datar.

“Kak Reza daritadi aku cariin lho, kemana aja?”

Reza terlihat gerah dan berusaha melepaskan pelukan Nala. “Ga usah pake peluk-peluk bisa, kan!”, matanya curi-curi pandang kea rah Indi dan gadis itu biasa saja sambil menyendokkan kue kemulutnya.

“Di, kesana yuk ketemu sama yang lain.”

“Udah tadi. Sempat juga ngobrol sama Bu Ratna dan…tunangan Bapak.” Indi berdiri dan mengangguk sopan.

Jdaaarr!

Genderang perang kembali berkumandang.

Mampus!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Novel Unggulan

01_Janda Labil

Cup… “Aku duluan yah…” “Iyah…hati-hati. Jangan ngebut! Love you! ” Yuri melambaikan tangannya dan mengirim satu ciuman jauh sebagai ...