Sabtu, 11 Oktober 2025

39

“Mmm…shh…Reza…”

Reza menekan Indi kedinding dan menciumnya dalam. Tangannya sudah masuk kedalam bra Indi dan meremas bukit lembut itu dengan gemas.

“Kekamar..”

Reza menggendong Indi dan kaki gadis itu melingkari pinggang Reza dan tekanannya membuat pria itu menggeram menahan hasrat liarnya.

Reza membuka pintu kamar pribadi diruangan kerjanya yang selama ini membuat Indi penasaran. Akhirnya dia masuk juga kesini dan status mereka sekarang sudah tidak perlu memikirkan pandangan orang lagi. Sudah bebas.

Reza merebahkan Indi dikasur dan langsung menanggalkan kemejanya. Indi dengan cepat membuka blousenya juga dan kini hanya memakai bra. Indi hanya mengikuti instingnya saat membiarkan Reza langsung mengangkat branya tanpa melepas kaitan sampai kedua payudara Indi terbebaskan.

“Cantik…”

Reza mengulum salah satu puncak yang menantang itu dan meremas puncak lainnya.

“Ahh…” Indi menyukai sensasi ini. Sensasi saat tubuhnya dicintai. Sensasi saat jiwanya dicintai. Sensasi saat dipuja oleh ciuman kekasihnya.

 

Tok! Tok!

“Za!”

“Di!”

“Kalian masih tunangan belum nikah!” Suara malas Ardi terdengar dari luar pintu.

“Sialan, padahal udah diujung!” Reza mengeluh menyimpan wajahnya dirambut Indi yang tergerai diatas bantal.

Indi terkekeh pelan, “Keluar yuk, ntar diamuk, lho!”

“Za! Abangmu lapar nih, beliin makanan!”

Reza berdiri dengan lunglai dan kembali memakai kemejanya, “Kenapa sih orang ini jadi sering datang ke kantor…”

Indi ikut berdiri dan merapikan penampilannya.

Ardi menatap pintu yang terbuka pelan dengan alis tertekuk.

“Bang…” Indi nyengir dan nyelonong keluar malu-malu.

Sedangkan Reza dibelakangnya mengekori dengan wajah frustasi. Ardi senang sekali mengganggu sahabat sekaligus adik iparnya ini. Kalau diingat-ingat keadaanya saat ini sama dengan Indi dan Ika. Sahabat jadi ipar.

“Ngopi yuk!”

“Dimana?”

“Daerah puncak, enak kopinya. Langsung digiling ditempat.” Jelas Ardi.

“Serius, enak tuh!”

Indi senyum-senyum melihat interaksi dua pria yang disayanginya.

“Ajak Arya juga sekalian, biar ga pacaran mulu.”

“Sip.”

“Ya udah aku balik keruangan dulu ya, kerjaan udah numpuk.” Indi mendekati Reza dan mencium ringan bibir tunangannya. Sedangkan Ardi yang melihat itu menyerngit. Akhirnya dia merasakan rasa jijik indi selama Indi jika melihat dia bermesraan dengan Ika.

Indi mendekati Ardi dan ingin mencium pipi abangnya tapi Ardi menahan bahunya, dengan cepat pria itu mengambil tisu dan mengelap bibir Indi baru memberikan pipinya untuk dicium Indi.

Reza dan Ardi pun beranjak keluar ruangan. Reza melempar ciuman jauh dan Ardi harus menarik kerah bajunya agar mereka segera pergi. Maklum lagi mabuk cinta.

“Ya udah jalan sana, have fun ya! Bawain oleh-oleh!

Indi tersenyum menatap kepergian keduanya. Hatinya luar biasa bahagia. Bersyukur pada Tuhan yang memberikannya anugrah yang begitu Indah. Anugrah yang tak ternilai harganya. Anugrah karena dicintai oleh orang yang kita cintai.

 

Beberapa bulan kemudian,

“Yang, ini apa?”

“Eh, jangan dibuka!!”

Klang! Terlambat, Reza sudah membuka kaleng itu. Matanya membola tak percaya. “Kamu stalking aku, Yang?!”

Indi menutup wajahnya yang sudah memerah. Bagaimana dia bisa melupakan koleksi gilanya itu dan masih berada dibawah tempat tidur.

“Ya, ampun,Yang. Ini kapan ngambilnya?”

“Udah sini balikin!”

Reza mengangkat kotak kaleng itu tinggi dan tertawa bahagia. Ternyata sudah selama itu Indi menyukainya. Kok ga jujur aja sih.

“Reza, balikin!”

“Ih ayangnya Reza ternyata nakal banget ya…hahaha!”

Tawa Reza semakin lepas saat melihat fotonya hanya memakai handuk. “Ini kapan ngambilnya?”

Indi kembali menutup wajahnya, dia malu luar biasa. Sedangkan Reza masih belum puas membongkar aibnya.

“Itu waktu aku anter dokumen, waktu Pak Mahendra sakit, trus lihat kamu baru abis berenang…” suara Indi mencicit.

Reza tertawa lagi sambil memeluk erat Indi, “Jujur aku kaget, Yang. Tapi hobi kamu aman kok. Halal jadi stalker suami sendiri.”

“Jadi makin cinta, deh sama istri.”

Indi menurunkan tangannya dan mengangkat wajahnya memandang Reza, “Kamu ga marah? Ga ngerasa aku aneh?”

“Enggak, malah seneng dicintai segitunya sama istri sendiri.” Reza tersenyum manis dan menulari Indi. Malu-malu Indi juga tersenyum.

“Lagian kalau tau kamu ambil gambarku, kan handuknya bisa aku lepas…”

“Rezaaaa!!!”

 

------------------------------------------<3--------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Novel Unggulan

01_Janda Labil

Cup… “Aku duluan yah…” “Iyah…hati-hati. Jangan ngebut! Love you! ” Yuri melambaikan tangannya dan mengirim satu ciuman jauh sebagai ...